*
Banyak hal yang aku rindukan dari tempat ini. Dari suasana kampusnya, teman-teman seperjuangan dan teman-teman bermainnya, lingkungannya, dan banyak hal lainnya. Rasanya dua hari di Bandung itu belum cukup untuk melepaskan rindu yang ada. Tapi biarlah aku membagikan sedikitnya momen-momen yang sempat terekam, meski tidak semuanya, ya.
Jadi ingat dulu-dulu, sewaktu tiap pagi atau sore menyempatkan diri untuk jalan-jalan di tempat ini. Atau kadang-kadang ngerjain tugas kelompok di saung-saung yang banyak nyamuk dan kucingnya. Dua gedung, A dan B, yang menjadi tempat menuntut ilmu selama ini, yang harus lari-lari kalau lagi beruntung dapat kelas yang berjauh-jauhan. Duh, nggak kebayang kalau sekarang gimana. Naik-turun di gedung yang lantainya cuma 3 tingkat aja udah ngos-ngosan. Apalagi yang sekarang udah ada gedung sepuluh lantainya, heuu.
Bahkan aku baru tahu kalau punclut sekarang bukan cuma tempat makan dengan suasana pegunungan (atau perbukitan ya?) aja. Ternyata udah banyak wahana dan spot menariknya. Kalau dulu ke punclut cuma buat duduk-duduk di saung sambil mainan satu-dua hal, terus makannya model makanan yang biasa ada di angkringan gitu, sekarang makannya udah banyak yang middle sampai high class. Duh ngomongin soal angkringan, jadi inget sama angkringan ITB. Sayang kemarin nggak sempat ke situ, hiks. Btw, foto di atas emang sengaja difokusin ke lampunya, bukan orangnya.
Dan juga sekarang punclut udah ada tempat kayak gambar di atas. Mirip istana-istana kerajaan gitu. Sayangnya waktu mau naik ke situ ternyata udah tutup karena kita datangnya kemalaman, jadinya nggak bisa menikmati pemandangan dari atas situ. Padahal kata temanku yang udah pernah ke situ, di sana itu lebih bagus pemandangannya daripada tempat yang kami datangi, yang waktu itu masih buka sendiri. Makanannya pun unik-unik, dan waktu itu kami berempat beli makanan yang sama tapi beda di bagian bumbu yang disiram ke nasinya aja. Dan itu lucu, karena satu temanku heboh sendiri waktu makanannya datang, soalnya takut telornya gosong katanya.
Dan besoknya sewaktu jalan-jalan lagi ke sepanjang jalan Riau, aku nemuin lampu-lampu ini di salah satu factory outlet yang ada di sana. Di saat temanku sibuk nyari baju dan jaket, aku malah sibuk nyari pemandangan yang menarik. Aku jadi ingat juga sewaktu abis dari sini dan kami mau nyari masjid terdekat dan malah nemunya masjid yang ada di dalam Kodam III Bandung. Waktu itu sempat ragu karena yang jaga gerbangnya serem, kan bawa senapan gitu. Tapi sewaktu memberanikan diri untuk bertanya malah sadar kalau udah suudzon karena mas-masnya justru ramah dan baik. Duh.
Dan yang terakhir emang nggak ada hubungannya sama soal rindu hal-hal yang ada di Bandung sih. Tapi sewaktu lagi main di kos temanku, aku yang takut kucing tiba-tiba didatengin sama tiga kucing ini. Dan teman-temanku itu nggak ada yang mau nolongin, alias cuma ketawa-ketawa aja sambil ngeliatin aku yang duduknya agak gelisah gitu. Tapi sewaktu ngelihat kucing-kucing itu cuma berbaring dan nggak ngapa-ngapain, akunya jadi tertarik aja gitu buat ngambil momen itu dan senang sendiri, sampai temanku bilang kalau kucing itu gini-gitu biar aku nggak takut lagi. Tapi aku mengakui kok, kucing itu emang lucu. Cuma aku emang takut aja, hehe.
Dan ya udah, nggak kerasa waktu begitu cepat berlalu. Sekarang kalau mau ke Bandung harus nunggu momen yang tepat, nggak bisa sesering dulu. Ah, rasanya banyak banget hal yang bisa dilakuin di Bandung, juga banyak banget hal yang bikin rindu sama kota ini. Kayak soal jalan-jalannya, main di Braganya, nonton film yang isinya anak lab sebioskop, camp-nya, makrabnya, dan banyak hal lainnya. Hal-hal yang begini memang cepat berlalunya ya. Dari yang setiap hari kayak bosen ketemu orang dan hal yang itu-itu aja, sampai sekarang yang kalau rindu harus ditahan-tahan. Jadi sedih akutuh, heuuu.
Sabtu dan Minggu, 7 dan 8 Juli 2018.
Kira-kira aku masih bisa main sama teman-teman lagi nggak ya :(