"Tadi saya lupa, ngajak salaman anaknya Ummi."
Seorang teman yang baru berkenalan dengan saya hari itu membuka percakapan. Saya memutar otak, apa salahnya dari bersalaman dengan anaknya Ummi?
"Kenapa memangnya, mbak?"
"Dia udah gede ternyata, udah nggak mau disentuh sama cewek. Pas dia diajak salaman nggak mau, terus saya colek pipinya. Eh, dia marah." Jawabnya sambil tertawa.
Setelahnya saya baru tersadar, anaknya Ummi yang dimaksud ternyata yang laki-laki, toh. Hari itu saya baru berinteraksi intensif dengan Nayla dan Namira sih--kedua anak Ummi yang lainnya--sehingga saya lupa kalau Ummi juga punya anak laki-laki yang sudah duduk di bangku kelas 5 sekolah dasar.
Ah, saya jadi malu sendiri. Anak sekecil itu saja sudah belajar untuk menjaga jarak dengan lawan jenis :')
Di sore hari, saat saya pertama kalinya liqo di rumah murobbi;
yang juga saya panggil Ummi.