Entah mengapa sebulan belakangan ini aku merasa tubuhku semakin tidak karuan. Lelah? Tidak juga. Buktinya aku tidak merasa mengantuk atau semacamnya. Aku tetap dapat beraktivitas seperti biasa sebagaimana mahasiswa pada umumnya. Kuliah, berorganisasi, bermain, tetap aku lakukan seperti biasa. Hanya saja akhir-akhir ini aku merasa bahwa tubuhku sedang memberontak.
Orang bilang, aku sedang error.
Ya, sebulan belakangan ini rambutku sedang rontok parah. Berkali-kali aku menyapu lantai kamar, tetap saja helaian rambut itu tampak berceceran di mana-mana. Teman terdekatku bilang kalau mungkin saja aku sedang stress berat. Ah, tapi tidak juga. Justru kerontokan rambut ini yang membuatku merasa gundah gulana galau merana, alias stress berkepanjangan. Rambut hitam lebatku tampak mulai menipis, walaupun masih terlihat lebat. Menyedihkan. Dan aku mulai takut menjadi botak.
Selain itu, tidak hanya kerontokan rambut saja yang membuatku stress, tetapi juga akhir-akhir ini aku sering tersandung. Benar-benar tersandung. Meskipun aku sudah melihat jalan dengan benar, tetap ada saja yang membuatku tersandung. Entah itu batu, jalananan yang tidak rata, ataupun tersandung oleh kakiku sendiri. Tapi aku tidak pernah sampai terjatuh. Ah, sebenarnya persoalan sandung-menyandung ini sudah lama aku alami. Hanya saja, tidak tahu kenapa akhir-akhir ini tampak menjadi lebih intensif.
Tidak hanya sampai di situ, keseimbangan tubuhku pun akhir-akhir ini patut dipertanyakan. Bagaimana tidak? Saat aku mengendarai motor bersama dengan teman-temanku, tiba-tiba aku oleng dan terjatuh. Tanpa ada angin maupun hujan. Tanpa ada sesuatu maupun siapapun di depanku. Jatuh begitu saja saat hendak berbelok. Pun saat aku sedang berjalan di lorong sebuah gedung, tiba-tiba aku kehilangan keseimbangan dan menabrak tembok. Cukup unik bukan? Hal yang sama seperti saat aku tinggal di asrama. Selalu berjalan menempel tembok sebelah kiri. Ya, selalu kiri. Mungkin karena otak kanan dan kiriku tidak seimbang. Entahlah. Tapi kalau soal mengendarai motor, mungkin saat itu aku sedang kelelahan dan tak sanggup untuk menahan beban saat berbelok.
Dan yang terakhir, tampaknya kulitku semakin hari semakin menjadi sensitif. Kulitku semakin mudah terluka ketika terkena detergen. Ia juga mudah memerah dan gatal ketika terkena panas, serta terkelupas ketika terkena sabun. Ah, sungguh unik kondisi tubuhku saat ini.
Dan aku butuh pulang.
Ya, tidak seperti di drama-drama yang menyatakan bahwa kondisi yang aku alami merupakan tanda-tanda dari penyakit yang mematikan. Tidak. Aku menyanggah dengan keras. Mungkin saja aku hanya sedang rindu akan rumah dan seluruh penghuninya. Aku rindu membaca di sebuah ruangan yang dipenuhi dengan rak-rak buku penuh kenangan. Aku juga rindu akan canda tawa di setiap sudut ruangan. Pun aku rindu masakan rumahan, serta suara-suara saat pagi menjelang.
Ya, aku rindu. Karena aku tidak begini saat di kampung halaman. Ah, aku benar-benar rindu. Namun aku tidak bisa pulang.